itemdrop

Saturday, March 12, 2016

Review Tempat Pijat Jarima

Hari Sabtu yang lalu saya di diraba dan dipegang. Tapi secara professional. Hey hey, ini tempat pijat. Eh... benar, item drop kali ini bukan tentang makanan, tapi tentang panti pijat.

Pijat Ah

Mungkin karena saya bekerja dengan posisi duduk akhirnya punggung terasa penat dan pegal-pegal. Setelah konsultasi ke dompet dan diri sendiri akhirnya saya memutuskan untuk pijat saja. Awalnya mau liburan ke Hawaii untuk merilekskan diri, tapi karena kemahalan, jadi nggak jadi (some bullshit and stuffs),

Satu-satunya tempat pijat yang saya ketahui dan cukup terkenal di Bandung adalah Tempat Pijat Jarima. Letaknya di Panorama, dekat Gerlong, dekat Universitas Pendidikan Indonesia. Ini adalah tempat pijat tunanetra, yakni yang pekerjanya adalah rekan-rekan kita yang tuna netra.

Tempat jarima yang agak nyempil

Packaging

Tempatnya agak nyempil. Kalau misalnya dari gerbang jalan ada di sebelah kiri. Nanti dari sana ada gerbang "Pusat Pendidikan Hukum". Nah, posisinya di sana. Kalau misalnya masih bingung nih saya kasih posisi Google Maps nya.
Posisi Jarima menurut Google Maps.
Dari luar kelihatannya kayak bukan panti pijat sih. Kayak lembaga sesuatu. Bahkan kalau nggak tahu mungkin bisa dikira kantor dari Pusat Pendidikan Hukum (karena gerbangnya itu loh). Cuma di bagian depannya ada plang bertuliskan "Klinik Pijat JARIMA"

Oh, ya, ya benar ini tempatnya.
Kalau masuk sendalnya dipakai aja. Awalnya saya mau lepas sendal tapi sama bapak-bapak yang jaga "Dianggo we a~" (bahasa sunda, artinya "Dipakai saja a." A itu adalah huruf pertama alfabet. Berarti yang istimewa. Hahaha [jangan percaya. Wih ini sampai kurung dalam kurung {ah maaf, mulai meracau}]).

Untuk memulai pijat kamu bisa tinggal ngomong ke meja kasir yang ada di dalam.
Meja Kasir
Tenaga pijat disini ada banyak dan dipisah berdasarkan gender-nya. Di samping meja kasir ini ada daftar petugas yang sedang available.
Petugas yang available. Yang merah berarti sedang bertugas, yang biru ada.
Kalau sudah kamu bisa langsung disuruh masuk ke ruang pijat. Kebetulan waktu itu ada tempat yang kosong jadi saya langsung di suruh masuk. Ayey.
Ruang eksekusi. Jeng jeng. Jeng jeng.
Dalam kamar pijat dibagi-bagi dalam bilik-bilik terpisah. Di kamar yang saya gunakan terdapat 3 bilik. Setiap biliknya terdapat tempat tidur yang menggunakan seprai hijau. Ada bantal dan guling kecilnya juga. Sayang saya nggak bawa penggaris, jadi nggak sempat mengukurnya. Gulingnya kecil, selebar kasurnya. Gunanya untuk alas kaki.
Kamar pijat.
Kamarnya hangat. Ya cocok buat ruang pijat. Emangnya mau dipijat di ruang ber AC? Eh... bisa sih... tapi buat saya yang berada di daerah pegunungan mending pergi ke daerah yang hangat.

Dalam satu bilik terdapat cermin, cantolan buat naruh baju, semacam meja kecil yang ditempel di dinding, dan rak buat tempat minyak. Asyiknya ada tempat colokan juga. Jadi bisa buat sambil ngecas hape loh...
Asyiik, ada colokan
Disana juga terdapat beberapa tulisan informasi ke pelanggan.
Kalau nggak cocok sama petugas pijatnya bisa minta digantikan sama yang lain.

Ada juga daftar harganya. Tarif untuk datang di tempat, panggilan ke rumah, dan ke hotel beda-beda. Eh, ternyata bisa mandi juga loh, tinggal bayar tambahan Rp 15.000!
Tarif pijat 2016.

The Content

Nah, di bagian ini nggak ada foto-fotonya. Susah pak buat ngefoto sambil dipijat.

Waktu pertama kali datang saya ditanya mau berapa lama pijatnya. Karena saya pijaters (hah?) newbie, takutnya kenapa-kenapa kalau kelamaan, jadi mesennya cuma sejam aja. Sudah itu bapaknya pergi dulu dan meminta saya bersiap-siap.

Untuk pijatnya standar lah ya. Arah pijatannya dari kaki terus naik sampai ke kepala. Untuk bagian badan pijatnya cuma bagian punggung. Alhamdulillah. Bisa ngakak-ngakak saya kalau bagian perut. Pas pijat bagian paha aja udah nahan ngikik. Untung bapak yang mijatnya nggak liat.

Selama proses pijat bapaknya mengeluarkan hape dan ngecek-ngecek waktu. Hapenya bisa ngeluarin suara soalnya, jadi tahu sisa berapa menit lagi.

Di beberapa foto di atas ada memperhatikan ketemu rice cooker ini?
Rice cooker! Di panti pijat! Eh...
Ini bukan buat masak nasi ya. Jadi setelah dipijat bakalan dilap dengan air hangat. Air hangatnya diambil dari handuk yang ada di dalam sini. Hohoho.

Setelah dipijat kamu ditanya mau minum apa. Asyiknya minum ini adalah bagian dari pelayanannya, jadi gratis gitu. Daftar minumannya bisa kamu lihat di gambar tarif pijat di atas. Jenis macam-macam. Mulai dari teh sampai coca cola. Kalau habis pijit terus minum coca cola rasanya agak kurang pas ya? Jadinya saya minum Jahe Hangat aja.

Jahe Hangat ala Jarima. Yumm...
Jangan lupa habis itu bayar.

Kesimpulan

Saya jarang ke tempat pijat dan bukan penggemar pijat juga. Beda dengan ibu saya yang mendeklarasikan bahwa pijatan adalah konsumsi primer tiap bulan. Hoho. Saya mah enjoy aja, kalau pegel ya gitu deh, biasanya dibawa tidur aja.

Tempatnya enakeun kok. Nggak neko-neko dan overpriced. Sejamnya cuma Rp 50.000. Masih terjangkau lah. Dapat gratis minum lagi.

Kalau untuk pijatannya sih menurut saya lebih ke rileksasi. Bukan buat 'pengobatan'. Mungkin yang saya butuhkan memang untuk keluhan. Refleksi gitu kali ya. Tapi mungkin kamu bisa minta pijatan khusus ke pemijatnya.

Punya tempat pijat rekomendasi yang lain?

Saturday, March 5, 2016

Review Cilok Kukus Gerlong

Tadi siang lagi jalan-jalan mau nyari jajanan yang murah dan enak. Apa ya? Aha! Cilok saja!

Entah makanan tradisional atau bukan, cilok adalah jajanan yang mudah ditemui di Bandung. Kamu bisa menemukan pedagang cilok mulai dari di gerobak, di panggul, punya stand khusus, sampai warung dengan macam-macam jenis cilok... ada!

Anyway. Karena tadi siang saya di sekitaran daerah gerlong, jadi saya mau review cilok yang ada di sekitar sana. Nama tempat yang jualannya Cilok kukus. Tempat ini menjual... cilok kukus. Literal sekali. Kayak orang jualan sabun mereknya "sabun" atau jualan roti mereknya "roti".

The place where the magic happened

Thursday, March 3, 2016

Review Cadbury Dairy Milk Black Forest : Limited Edition

Cadbury adalah perusahaan coklat dari Inggris. Mulai marak di Indonesia sejak tahun 2010-an. Masih ingat deh dulu pas di kampus ada sales yang bagi-bagi Cadbury gratis. Aduh bahagianya, apalagi pas masa-masa kantong mahasiswa. Tentu saja saya menggasaknya. Huehue. Free stuffs always good.

Nah, kali ini saya ingin membahas salah satu varian produk dari Cadbury ini. Tapi yang ini nggak gratis cuy. Kebetulan pas lagi shopping di Indomaret saya berjumpa dengannya. Berbaring dengan manisnya di sudut etalase. Berkotak ungu, premium nian! Bahkan ada tulisan "LIMITED EDITION" nya. Apakah gerangan ini? Setangkas camar mencaplok ikan jari-jemariku menggapainya. Ceplok!

Cadbury Limited Edition. Nggak cuman baju ya, coklat pun bisa limited edition.
Hmm ya ya ya. Mari kita bedah isinya...

Wednesday, March 2, 2016

Review Tango Kraffel: Tango lapisannya cuma satu

Tango terkenal dengan slogannya yang "Berapa lapis? Ratusan!". Dan ternyata Tango menghadirkan inovasi baru. Tango satu lapis, namanya Tango Kraffel.
Sebenarnya produk ini tidak serta merta baru ya. Produk ini sudah hadir dari lama, tapi di kemasannya ada tulisan "New Innovation". Berarti selama tulisan ini masih ada, produk ini masih baru dong. Ya kan? Ya kan ya? Saya juga belum pernah beli, jadi penasaran pengen tahu rasanya.
New Innovation forever ever after.
Sip! Mari kita mulai ulasannya.

Review Manisan Carica Cemerlang

Barusan saya dari jalan-jalan ke Indomaret. Biasanya banyak makanan aneh-aneh di sini. Jadi daripada bosen mending shopping. Yuhu~ dan bener aja dong. Di salah satu lemari es terdapat sebuah item, Manisan Carica. Mereknya Carica Cemerlang. Kok jadi kayak merek sabun cuci ya? Kayaknya unik nih, jadi saya beli satu buat dicoba.

Satu cup manisan Carica. Halal loh!

Tuesday, March 1, 2016

Postingan Pertama!

Halo Itemdroppers. Heheh.

Ini blog apa sih? Well.. Seringkali saya menemui hal-hal yang asyik untuk diulas. Entah itu makanan, gadget, baju, toko, dan beragam hal lainnya yang saya temui. Hal-hal yang baru untuk dicoba dan dirasakan. Disentuh dan dijilat (What! Seems wrong~). Pengalaman-pengalaman kecil ini memang menarik untuk dibahas dan ditelusuri kembali. Daripada tercecer sebagai kenangan yang dilupakan, lebih baik dijadikan blog. Ya to ya? Iyo Iyo.

Format

Di blog ini saya akan berujar mengenai apapun dengan format sebagai berikut. Ciye. Format. Formal banget.

  • Penjelasan yang dibahas dan tahapan pengalaman
  • Pandangan pribadi
  • Pandangan kata orang lain. Misal dari blog atau nanya orang.
  • Tempat menemukannya
  • Skor dari 0-10 (inklusif)
Ngapain sih pakai format-formatan segala? Saya seringkali pas mau nulis sesuatu terus gak tahu apa yang harus ditulis. Nah, biar rapih dan bisa lebih kebayang mau kerangkanya kayak gimana maka terciptalah format ini. Mungkin kedepannya format ini akan berkembang sesuai dengan kenyamanan dan gaya tulisan saya. 

Kategori

Supaya nggak terlalu melebar, di blog ini juga saya akan membagi jenis-jenis ulasan dengan kategori sebagai berikut:
  • Makanan. Minuman juga, tapi digabung aja jadi satu di kategori ini lah ya.
  • Tempat. Misalnya museum, toko, dan sebagainya.
  • Birokrasi. Kegiatan-kegiatan seperti memperpanjang STNK, dan sebagainya.
  • Gadget. Kalau uang berlebih siapa tahu saya punya kesempatan untuk mengulas barang-barang mahal yang tak dapat dijamah kaum proletar. Kalau nggak paling ngebahas batu batere a-be-se.
Itu dulu aja kali ya? Kalau nambah nanti saya tuliskan lagi di sini kok. Uye.

Demikian postingan pertama di blog itemdrop ini. Tumben-tumbenan saya kalau tulisan blog pertama rapi gini. Biasanya nyeleneh.

Selamat menikmati blog itemdrop! Jangan lupa sampahnya jangan dibuang sembarangan. Tschus~